Direktorat Inkubasi Bisnis Teknologi dan Science Techno Park (IBT-STP) melaksanakan Rapat Pembahasan mengenai Rencana Teknis, Bisnis, dan Pengajuan Proposal Hilirisasi Garam. Rapat berlangsung pada Senin, 10 Maret 2025 di Ruang Rapat, Gedung Teaching Industry. Rapat tersebut dihadiri oleh Inventor garam, Dekan Fakultas MIPA, Direktur PUPA, dan Kepala Subdirektorat Inkubator dan Startup.
Prof. Indah Raya selaku Inventor garam mengatakan, bahwa mereka sejak dulu telah mengamati pasar dan mengamati keperluan pasar. Kalau mau buat pabrik industri garam belum layak dibanding dengan tingkat kapasitas produksi Sulsel. Baru menghasilkan 4.000 ton/tahun sedangkan untuk industri seharusnya 6.500 ton/tahun.
“Arahnya ke Feasibility study. Dilihat dengan perusahaannya Unhas bisa atau tidak. Mungkin kita akan buat proposal. STP tidak punya dana untuk segini. Proposal akan ditujukan ke bidang dua khusus untuk investasi”, (kata Kepala Subdirektorat Inkubator dan Startup).
Ada pun saran yang diberikan oleh inventor apa bila IBT-STP belum bisa memenuhi biaya mesin senilai 5 M untuk skala konsumsi atau 20 M untuk skala industri, maka bisa membuat diversifikasi produk dari garam yang kadarnya sudah bagus. Diversifikasi produk tersebut mungkin hanya membutuhkan biaya ratusan juta rupiah. Garam yang paling bagus itu Garam Revina. Yang diperlukan adalah mesin-mesin yang tidak terlalu mahal seperti membuat garam.